Senin, 15 Juni 2020
Media Pembelajaran Matematika: PATRIDA (Papan Transformasi Daur Ulang)
Jumat, 12 Juni 2020
Matematika sebagai Salah Satu Bukti Sifat AL WAASI'
Al waasi’ merupakan salah satu sifat asmaul husna yang disebutkan dalam Al Quran,
al waasi’ memiliki arti Allah maha luas. Maha luasnya Allah telah dibuktikan
dalam kehidupan manusia, setiap manusia mempunyai mimpi dan keinginan, namun
untuk mencapai mimpi itu manusia memiliki keterbatasan mulai dari keterbatasan
finansial, moral, tidak adanya support dan lain-lain. Ya, itulah manusia,
berbeda dengan Allah SWT yang maha luas, Allah mempunyai cara yang luas untuk
mewujudkan mimpi-mimpi, tujuan dan keinginan hamba-Nya, bagaimana pun kondisi
hamba-Nya tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah SWT.
“sesungguhnya petunjuk
(yang harus diikuti) ialah petunjuk Allah, dan (janganlah
kamu percaya) bahwa akan diberikan kepada
seseorang seperti apa yang diberikan kepadamu, dan (jangan pula kamu percaya)
bahwa mereka akan mengalahkan hujjahmu di sisi Tuhanmu”. Katakanlah:
“sesungguhnya karunia itu di tangan Allah, Allah memberikan karunia-Nya kepada
siapa yang dikehendaki-Nya, dan Allah maha luas (karunia-Nya) lagi Maha
Mengetahui”. (Q.S. Ali Imran ayat 73)
Sifat
Al waasi’ Selain dibutikan dengan cara Allah mewujudkan keinginan hamba-Nya,
sifat Al Wassi’ juga dapat dibuktikan secara matematis. Ilmu matematika
merupakan salah satu ilmu yang konsep-konsepnya banyak ditemukan oleh ilmuwan
muslim yakni Al Kwarizmi. Konsep-konsep dalam matematika memiliki keterkaitan
satu sama lain, materi matematika yang diterima di sekolah dasar seperti
operasi hitung (penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian), bilangan
bulat, akan dipakai pada jenjang berikutnya. Materi-materi yang telah
didapatkan akan menjadi dasar dari materi-materi berikutnya, maka dari itu
dalam matematika sering kita dengar istilah materi prasyarat. Selain dari
materi prasyarat yang harus dikuasai untuk memahami materi berikutnya,
pemahaman mengenai konsep matematika perlu dipahami secara luas. Mengapa
demikian? Coba kita cermati materi matematika yang pernah kita dapatkan pada
jenjang SD dan kita cermati soal-soal matematika yang kita dapatkan pada
jenjang SMP, begitupun seterusnya. Dalam menyelesaikan satu soal matematika
terdapat berbagai konsep dan cara yang digunakan. Adapun soal dari materi
matematika yang memiliki banyak penyelesaian yang akan dibahas pada artikel ini
yaitu dalam materi integral. Materi integral diperoleh pada jenjang SMA dan
Perguruan Tinggi. Pada jenjang SMA materi integral dikenalkan hanya dasar
bagaimana suatu fungsi diintegralkan, sedangkan pada jenjang Perguruan Tinggi
materi integral lebih kompleks lagi tidak hanya diterapkan pada fungsi dengan
bilangan real tetapi pada fungsi imajiner.
1. Materi Integral pada jenjang SMA
1. Pada jenjang SMA materi integral dikenalkan dua cara untuk menyelesaikan soal yaitu cara integral subtitusi dan cara integral parsial.
Rumus integral subtitusi
Rumus
integral subtitusi ini digunakan Jika bentuk integran : ò
u v dx , dengan u dan v memiliki hubungan, yaitu v dx = du
Rumus integral parsial
Rumus integral parsial ini digunakan Jika bentuk
integran : ò u dv , dengan u dan v tidak memiliki
hubungan, yaitu v dx ≠ du
Selain
dengan rumus tersebut, dalam integral parsial terdapat cara lain untuk
menyelesaikannya yaitu menggunakan teknik TANZALIN. Teknik Tanzalin yaitu
teknik menitegrasi secara parsial yang integrannya berbentuk perkalian dua buah
fungsi, salah satu fungsinya dapat dideferensialkan dengan mudah, sedangkan
fungsi yang satunya lagi dapat diintegralkan dengan mudah.
2. Materi integral pada jenjang Perguruan Tinggi
1 Pada jenjang perguruan tinggi untuk menyelesaikan soal integral dikenalkan 2 metode dengan menggunakan nilai hampiran yaitu
a. Metode
Pias
Dalam Metode Pias
terdapat 3 cara:
-
Kaidah segiempat
-
Kaidah Trapesium
- Kaidah Titik Tengah
b. Metode
Newton-Cotes
Dalam Metode
Newton-Cotes terdapat 3 cara:
-
Kaidah Trapesium
-
Kaidah Simpson 1/3
-
Kaidah Simpson 3/8
Metode-metode
tersebut merupakan cara-cara yang bisa dilakukan untuk menyelesaikan soal
mengenai integral dari suatu fungsi. Dan itu baru dalam satu materi integral,
lalu bagaimana dengan materi-materi matematika lainnya? Tentu sangat banyak
bila kita sebutkan satu persatu. Satu materi dalam matematika bisa diselesaikan
denga banyak cara, hal ini berbanding lurus dengan sifat AL WAASI’ (Allah Maha
Luas) satu permasalahan manusia, Allah mempunyai banyak cara untuk
menyelesaikannya.
Mari
Tafakuri diri sendiri, tanyakan berbagai pertanyaan pada diri sendiri dan
luaskan dengan keyakinan pada Allah SWT yang maha luas.
Catatan:
Untuk materi-materinya saya tidak akan bahas satu persatu karena cukup banyak,
kalian bisa cari sendiri bagaimana cara menyelesaikan soal integral dengan
metode-metode yang saya sebutkan.
Kamis, 04 Juni 2020
Matematika dalam Teknik Sistem Tanam JARWO (Jajar Legowo)
Penulis: Lilis Nur Hafsoh
Matematika
merupakan ilmu tentang pola dan ukuran yang terintegrasi dalam suatu sistem praktik- praktik kehidupan sehari-hari. Konsep-konsep matematika diaplikasikan pada aktivitas, kebiasaan,
ataupun adat kehidupan masyarakat dalam
menyelesaikan masalah. Salah satu aplikasi dari konsep matematika ini terdapat dalam bidang pertanian yaitu sistem tanam JARWO
(Jajar Legowo). Sistem tanam Jajar Legowo merupakan salah satu komponen
teknologi budidaya yang ditujukan untuk mengoptimalkan produktivitas tanaman
padi melalui pengaturan populasi. Penerapan konsep matematika pada sistem tanam Jajar Legowo
dalam kajian ini berupa, deret aritmetika dari tipe-tipe sistem tanam legowo,
optimalisasi lahan untuk menanam bibit padi.
Pendahuluan
Matematika
merupakan produk dari budaya yang berbasis kehidupan sosial manusia dan semua
masyarakat memiliki praktik – praktik matematika yang dianggap paling sesuai
dengan kehidupan sehari – hari dan budayanya (matang, 2006). Namun saat ini masih banyak
masyarakat yang belum menyadari akan penerapan matematika dalam kehidupannya,
matematika yang terkesan abstrak dan hanya cenderung pada aspek kognitif,
menimbulkan pandangan bahwa matematika tidaklah memiliki produk aplikatif.
Padahal dalam kenyataannya, banyak produk-produk budaya dan pola hidup
masyarakat yang menggunakan aplikasi dari konsep matematika, salah satunya
dalam sistem pertanian. Di Indonesia, pertanian merupakan roda penggerak
perekonomian, jika melihat fakta di lapangan, sebagian besar penduduk Indonesia
berprofesi sebagai petani dan sumber daya alam yang melimpah. Pertanian saat
ini telah mengalami perjalanan yang cukup panjang, berawal dari sistem
pertanian konvensional, hingga saat ini sudah banyak ilmu tentang sistem
pertanian yang lebih modern.
Dalam
sistem pertanian, terdapat aspek matematis yang diterapkan petani selama proses
bercocok tanam, Salah satunya dalam sistem tanam JARWO ( Jajar Legowo). Pada
sistem jarwo terdapat perhitungan matematis seperti tipe – tipe legowo yang
menggunakan perbandingan, menghitung
luas lahan dari jarak tanam yang telah ditentukan pada sistem tanam
jarwo dan menghitung peningkatan populasi tanaman.
Istilah
legowo di ambil dari Bahasa jawa, yaitu berasal dari kata “lego” berarti
luas dan “dowo” berarti memanjang. Legowo diartikan pula sebagai cara tanam
padi sawah yang memiliki beberapa barisan dan diselingi satu barisan yang
kosong. Sistem Jajar legowo merupakan suatu rekayasa teknologi untuk
mendapatkan populasi tanaman lebih dari
160.000 per hektar. Pada sistem tanam jajar legowo terdapat ruang
seluas 25-50%, sehingga tanaman dapat menerima sinar matahari secara optimal yang berguna dalam proses fotosintesis. Penerapan sistem tanam legowo menggunakan jarak tanam (25x25) cm antar rumpun dalam baris; 12,5 cm jarak dalam baris; dan 50 cm sebagai jarak antar barisan/lorong atau ditulis (25x12,5x50) cm. (Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian, 2013). Sistem tanam jajar legowo memiliki pola bertanam yang berselang – seling antara dua atau lebih baris tanaman padi dan satu baris kosong.
Baris tanaman (dua atau lebih) dan baris kosongnya (setengah lebar di kanan dan kirinya) disebut satu unit legowo.
Deret
Aritmetika pada Tipe – Tipe Tanam Legowo
Pada sistem tanam legowo terdapat tipe – tipe legowo yang digunakan diantaranya tipe 2:1, tipe 3:1, tipe 4:1 dan seterusnya. Legowo 2:1 berarti terdapat dua baris tanam per unit legowo, 3:1 berarti terdapat tiga baris tanam perunit dan jika empat baris per unit legowo disebut legowo 4:1. Dalam perbandingan sistem legowo berlaku deret aritmetika, pada tipe tanam legowo dengan bilangan genap, maka suku pertama (U1) yaitu 2 (dua baris tanaman) sedangkan pada tipe legowo dengan bilangan ganjil, suku pertama (U1) yaitu 3 (tiga baris tanaman), dan bed a (selisih) antar suku dari kedua tipe (tipe dengan bilangan ganjil dan tipe dengan bilangan genap) yaitu b (beda) adalah dua.
Ø Deret arimetika pada tipe legowo genap dengan suku pertama (baris tanaman pertama) yaitu 2 baris
Terbentuk barisan aritmatika dengan beda 2 yaitu 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, …
Deret arimetika pada tipe legowo ganjil dengan suku pertama (baris tanaman pertama) yaitu 3 baris
dapat menghitung jumlah tipe baris tanaman pada suku n pertama.
Referensi:
Abdulrachman, Sarlan
dkk. 2013. Sistem Tanam Legowo. Sukamandi: Badan Penelitian dan
Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian.
Apasih Peran Matematika Dalam Kasus Covid-19?
Saat ini dunia sedang dilanda oleh suatu wabah yang tentu semua orang mengetahui dan merasakan dampaknya yaitu pandemi covid-19. Dikuti...
-
Part 1 “Priiiiiitttttttt…!!!” Tiupan peluit dari pak Danu menandakan pelajaran olahraga dimulai, semua siswa berlari menuju lapangan termasu...
-
Dewasa ini kebutuhan masyarakat semakin tinggi dengan tingkat konsumtif yang sebanding, akibat sifat konsumtif tersebut maka akan men...
-
Part 2 “Yudo, aku baru menyadari kalau padang rumput ini luas, setelah aku berlarian mencari Pugi menelusuri padang rumput ini” “Benar Wiby,...