Minggu, 05 Juli 2020

Cerpen Matematika: Part 1 (Teka-Teki Bola Hilang) Geometri Bangun Datar

Part 1




“Priiiiiitttttttt…!!!” Tiupan peluit dari pak Danu menandakan pelajaran olahraga dimulai, semua siswa berlari menuju lapangan termasuk Wiby yang terengah-engah berlari dari ruang ganti baju. 

”Aduuuhhhh…..” Wiby mengaduh kesakitan, terhempas tubuhnya ke lantai lapangan, dilihatnya kaki dan sikunya mengeluarkan darah namun tak parah “Ini hanya lecet” ujar Wiby ketika dibantu oleh Yudo teman sebangkunya di kelas.

“Makanya hati-hati kalau jalan!!” Teriak seorang yang menabrak Wiby dengan sengaja, Rega namanya ia siswa kelas 9 yang terkenal dengan keangkuhannya. Entah punya salah apa Wiby padanya, hingga ia tega mencelakai Wiby.

Semua siswa telah berbaris rapi di lapangan, sembari memperhatikan aba-aba yang diberikan oleh pak Danu. Sedangkan Wiby masih dalam perjalanan berjalan dengan menahan rasa sakit di kakinya.

“Oke anak-anak sekarang kita akan olahraga sepak bola, tapi sebelumnya kita melakukan pemanasan terlebih dahulu, kita akan berlari mengelilingi lapangan sepak bola”

“Itu mudah sekali” Ujar Rega dengan angkuh.

“Pak boleh kah saya izin, saya tadi terjatuh dan kaki saya sakit” Wiby meminta izin untuk tidak mengikuti olahraga hari ini, ia tak kuat menahan rasa sakit di kakinya, memang lukanya cukup parah.

“Ah itu hanya alasan saja pak” Rega mremehkan seolah bukan dialah yang membuat Wiby celaka.

“Baiklah Wiby bapak izinkan kamu untuk tidak ikut pelajaran olahraga kali ini, tapi ada syaratnya” pak Danu memang guru yang disiplin dan baik hati.

“Apa pak syaratnya?”

“Kamu harus menghitung keliling lapangan sepak bola ini”

“Rasakan kamu Wiby” rupanya Rega belum juga puas meledek Wiby.

Wiby tak menghiraukan Rega yang ia pikirkan adalah bagaimana ia bisa menghitung lapangan sebesar ini. Wiby mengambil alat tulis dan menorehkan pensil di kertas kosong yang ia bawa, ia tak tahu harus mulai darimana. Yudo yang masih melakukan peregangan melihat Wiby yang duduk di pojok lapangan dengan wajah bingung, sebagai teman yang baik ia pun menghampirinya.

“Wiby kamu kok bengong?” 

“ Aku mendapat tugas dari pak Danu untuk menghitung keliling lapangan ini, aku bingung cara menghitungnya bagimana, lapangan ini kan besar”

“Tenang Wiby itu hal yang mudah, biar aku bantu”

“Kamu serius mau membantuku Yudo?”

“Iya serius Wiby, terimakasih banyak Yudo”

Prriiiiiitttttt!! Tiupan peluit kedua berbunyi pertanda pemanasan lari keliling lapang akan dilmulai

“Wiby perhatikan aku akan berlari mengelilingi lapangan bola ini, titik pojok yang pertama kali aku injak kita misalkan titik A, lalu titik yang ada bendera itu kita misalkan titik B, titik pojok yang berada diujung itu (sambil menunjuk kearah yang dimaksud) kita misalkan titik C, dan titik pojok diseberangnnya kita misalkan titik D”

“Oke biar aku gambarkan”
Wiby akhirnya bisa menorehkan tinta di kertas kosong yang dipegangnya dengan gambar arahan dari Yudo

Yudho berlari bersama siswa lain. Setelah satu putaran, pak Danu meniup peluitnya kembali, pertanda berhenti mengelilingi lapangan sepak bola.

“Huuffftt” keringat menetes dari dahi Yudo, diiringi dengan cahaya matahari yang menyengat, menambah rasa lelah Yudo.

“Baru segitu kemampuanmu, payah..” lagi-lagi Rega menunjukkan keangkuhannya.
Yudo tidak menghiraukan Rega ia berlari menghampiri Wiby yang duduk di sudut lapangan. Dan tentu saja itu membuat Wiby sedikit lega dengan jawaban yang akan diberikan Yudo.

“Wiby, tadi aku sudah mengelilingi lapangan, itu berarti aku telah melewati besar keliling lapangan”

“Lalu bagaimana caranya aku mengetahui berapa keliling lapangan ini?” 

“Tadi aku telah melewati titik pojok yang kita misalkan tadi, aku melewati A-B, B-C, C-D, D-A” sambil menunjuk gambar yang telah di gambar Wiby tadi.

“Lalu apa yang harus kita lakukan?”

“Kita jumlahkan ke empat lintasan yang dilewati tadi”
        
        Keliling = AB + BC + CD + DA
        Lapangan sepak bola ini memiliki dua lintasan sejajar yang sama panjangnya
        Ini berarti AB = CD dan BC = DA
        Maka untuk menghitung keliling sepak bola
Keliling = AB + BC + CD + DA
Keliling = AB + BC + (AB + BC)
Keliling = 2AB + 2BC
        Keliling = 2(AB + BC)

Atau kita bisa tulis sisi AB adalah sisi yang panjang kita simbolkan p dan sisi BC adalah sisi yang lebar kita simbolkan l. Bisa ditulis 2(p + l)

“Oh seperti itu…. Iya aku paham yudho, sekarang aku bisa menghitung keliling lapangan ini” dengan semangat Wiby mengikuti arahan dari Yudo. Wiby menghitung keliling lapangan sepak bola dengan memasukkan angka 30 meter untuk sisi A-B, dan 15 meter untuk sisi B-C yang tertulis dipinggir lapangan sesuai informasi yang diberikan Yudo.

“Jadi p nya itu 30 meter, dan l nya itu 15 meter.
Maka, Keliling = 2(p + l)
            Keliling = 2(30 + 15)
            Keliling = 2(45)
            Keliling = 90
Jadi keliling lapangan sepak bola ini 90 meter?

“Iya betul sekali Wiby….”

“Terimakasih banyak Yudo…”

Sekarang Wiby sudah mengetahui jawabannya, dengan hati bahagia ia bergegas untuk memberikan jawabannya ke pak Danu. Apapun yang dilakukan Wiby tentu saja tidak terlepas dari kejahilan Rega.

“Aduhhh…!!” Wiby mengaduh kesakitan, luka yang tadi saja belum kering, Wiby terjatuh lagi karena ulah Rega. Wiby terjatuh ke tanah yang kotor, semua bandannya basah dan kotor, Wiby malu, dan berlari keluar sekolahan. 

“Wiby! Tunggu… kamu mau kemana?” Yudo memanggil Wiby, ia berusaha mengejarnya namun Wiby terus berlari, ia tidak mau mendengarkan siapa pun. Lama dia berlari, langkahnya terhenti di sebuah padang rumput. Pandangannya tertuju pada satu objek.

“Mbeee…. “  anak kambing itu merasakan kedatangan Wiby

“Pugi!!” Wiby mengenal betul ciri-ciri anak kambing kesayangannya yang bernama pugi. Wiby selalu mengajak pugi ketika pergi ke sekolah untuk bermain di padang rumput dekat sekolahnya.

“Mbeee….” Seperti bingung melihat Wiby dengan pakaian kotornya

“Aku jatuh tadi di sekolah, maka dari itu aku datang kesini untuk mengajakmu pulang” Wiby seolah mengerti apa yang dimaksud pugi.

Priiittttt…..!!  Pak Danu kembali meniup peluit. Segera para siswa pun berkumpul kembali di lapangan,terkecuali Wiby. Pak Danu kembali mengabsen para siswa, semuanya berbaris rapi dengan keringat yang keluar dari pori-pori tubuh yang mulai memerah dan tampak gelap.

“Kemana Wiby?” 

“Bolos pak” Rega bersikap tak bersalah.

“Tidak pak, tadi Wiby jatuh dan pakaiannya kotor” Yudo memberitahu pak Danu sesuai apa yang ia lihat.

Sebenarnya dulu Rega adalah teman baik Yudo dan Wiby, entah kenapa tiba-tiba sikapnya berubah pada Wiby dan Yudo.

“Lalu kemana dia sekarang?”

“Saya tidak tahu pak, tadi dia lari keluar sekolah”

“Ya berarti itu bolos namanya pak” ujar Rega dengan rasa tidak bersalah.

“Sudah-sudah, Yudo ambil bolanya”

“Baik pak”

Yudo pergi ke ruang peralatan olahraga, sesampainya disana…

“Loh kok bolanya gak ada?”  Yudo mencari ke seluruh sudut ruangan, namun tak satupun bola ditemukan. Yudo kembali ke lapangan untuk memberitahu pak Danu.

“Pak, bolanya tidak ada, tidak ada satu pun bola disana”

“Loh kok bisa?” jawab pak Danu yang keheranan. Pak Danu dan siswa lainnya menuju ke ruang perlatan olahraga, ternyata benar tidak ada satu pun bola disana. Pak guru merasa heran, padahal pada jam pelajaran olahraga sebelumnya ia sudah menyimpan bola-bola itu dengan rapih di ruang olahraga. 

Setelah lama mencari ke seluruh ruangan sekolah, tidak ada yang menemukan bola-bola itu dan waktu semakin sore, Pak Danu pun mengakhiri jam olahraga hari ini.

“Ya sudah, pelajaran olahraga sampai disini saja. Sudah sore besok kita cari lagi”

“Baik pak…” jawab siswa serentak.

Semua siswa meninggalkan lapangan dan berkemas untuk pulang. Begitupun dengan Yudo, namun dia masih menyimpan pertanyaan dengan hilangnya bola di ruang peralatan olahraga itu, karena tidak ada satu pun bola yang tersisa disana, padahal ia melihat sendiri bola-bola itu disimpan rapi oleh pak Danu dan siswa lain yang mengikuti jam pelajaran olahraga sebelumnya. 

“Itukan Pugi…?” ketika dalam perjalanan Yudo melihat anak kambing kesayangan Wiby yang sedang asyik bermain bersama anak kambing lainnya di padang rumput yang tak jauh dari rumah Wiby dan Yudo.

“Pugi….. Apa yang kau lakukan disini? Wiby mana?”

“mbeeee…..” hanya itu jawaban Pugi.
Yudo merasa heran karena Pugi berada di padang rumput pada sore hari tanpa di temani Wiby, ditambah lagi ketika yudo melihat Pugi sedang memainkan bola bersama anak kambing lainnya.

“Loh, Pugi… inikan bola milik sekolahku? Kamu dapat ini darimana?”

“Pugi…!! Pugi…!!” dari kejauhan terdengar teriakan memanggil-manggil nama anak kambing itu, ternyata itu Wiby. Ia memanggil-manggil anak kambing kesayangannya itu dengan nafas terengah-engah.

“Wiby…!!” Yudo mengenali betul suara Wiby.

“Hai Yudo, huuuufftt… akhirnya akau menemukan Pugi” berlari menghampiri Yudo dengan nafas yang masih terengah-engah dan keringat yang terus mengalir di pelipisnya, namun lelah itu semua tak lagi terasa ketika melihat Pugi (anak kambing kesayangannya) ada di depan mata.

“Iya, aku baru pulang sekolah dan aku melihat Pugi bersama anak kambing lainnya sedang bermain bola”

“Untung lah ada kamu do, tadi Pugi lari dariku, aku mencarinya kesana kemari. Ternyata dia disini…”

“Wiby, bola yang dimainkan Pugi dan teman-temannya itu bola milik sekolah kita”

“Apa? Kok bisa? Aku baru tau kalua Pugi suka bermain bola”

“Entahlah…. Lebih baik kita kembalikan bola-bola itu ke tempatnya”

“Ayo do, Pugi.. (wiby menghampir Pugi) bola ini bukan milikmu, ayo kita kembalikan bola ini…”

“Mbeeee…” Pugi menunduk, seakan tidak suka dengan keputusan Wiby karena Pugi dan teman-temannya senang bermain bola.

Pugi dan teman-temannya pun berhenti bermain, anak kambing itu pulang ke tempat masing-masing. Sementara Wiby, Yudo dan Pugi kembali ke sekolah untuk mengembalikan bola-bola itu. Sepanjang jalan Wiby bercerita bahwa Rega lah yang membuat dirinya jatuh dalam kubangan air kotor, Wiby pun mengingat-ingat keslahan apa yang telah diperbuatnya pada Rega sehingga ia tega berbuat itu pada dirinya. Namun, Wiby tetap tidak tahu apa kesalahannya pada Rega.

“Pugi, bagaimana kamu bisa mengambil bola-bola itu dari sekolahku?”

“Mmbeee…” hanya itu jawaban Pugi. Namun, Wiby memahami gerak-gerik Pugi, sesekali Pugi menengok ke arah seberang jalan. Wiby dan Yudo pun melihat ke seberang jalan dan ternyata itu Rega dan teman-temannya. Awalnya Wiby dan Yudo mengira-ngira kalau ini ada sangkut pautnya dengan Rega, tapi mereka tidak ada bukti apapun, atau itu hanya prasangka negatif saja. Wiby, Yudo dan Pugi tetap melanjutkan perjalanan, yang terpenting saat ini adalah mereka bisa mengembalikan bola itu ke tempatnya.



Nantikan part 2 nya ya.....


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Apasih Peran Matematika Dalam Kasus Covid-19?

     Saat ini dunia sedang dilanda oleh suatu wabah yang tentu semua orang mengetahui dan merasakan dampaknya yaitu pandemi covid-19. Dikuti...