Saat ini dunia sedang dilanda oleh suatu wabah yang tentu semua orang mengetahui dan merasakan dampaknya yaitu pandemi covid-19. Dikutip dari Wikipedia, Pandemi Covid-19 adalah peristiwa menyebarnya penyakit koronavirus 2019 (coronavirus disease 2019) yang disingkat covid-19 diseluruh dunia. Penyakit ini disebabkan oleh koronavirus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV-2. Wabah covid-19 pertama kali dideteksi di kota Wuhan, provinsi Hubei, Tiongkok pada bulan Desember 2019, dan ditetapkan sebagai pandemi oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 11 Maret 2020. Hingga 23 April 2020, lebih dari 2.000.000 kasus covid-19 telah dilaporkan di lebih dari 210 negara dan wilayah, mengakibatkan lebih dari 195,755 orang meninggal dunia dan lebih dari 781,109 orang sembuh. (sumber: Coronavirus COVID-19 Global Cases, Johns Hopkins University). Hampir semua negara di dunia terkena dampak dari pandemi covid-19 tak terkecuali negara Indonesia, hingga saat ini kasus covid-19 yang dilaporkan pemerintah sudah mencapai lebih dari 36.277 kasus (sumber: kompas.com).
Tahukah kamu apasih peran matematika dalam kasus covid-19? Nah sekarang coba kita perhatikan berita-berita yang ada di televisi maupun sosial media yang melaporkan jumlah orang yang positif, jumlah orang yang sembuh dan jumlah orang yang meninggal. Lalu presentasi dari ketiganya, dalam penyajian data dari kasus covid-19 saat ini tidak terlepas dari penggunaan konsep matematika yang kita pelajari waktu SMP, apa itu? Yakni penyajian data dalam bentuk diagram. Dalam matematika, ada 3 bentuk diagram yaitu diagram batang, diagram garis dan diagram lingkaran. Untuk menyajikan data dalam ketiga diagram tersebut membutuhkan pengetahuan matematika.
Selain dalam bentuk penyajian data, ilmu statistika juga memiliki peran dalam kasus covid-19 untuk memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi sekarang yang dimiliki. Nah kira-kira konsep apa ya yang digunakan untuk memperkirakan ini?
Ilmu statistik yang dapat digunakan dalam memperkirakan apakah kasus covid-19 akan bertambah atau tidak berdasarkan informasi yang didapat yaitu REGRESI. Regresi dapat juga diartikan sebagai usaha memperkirakan perubahan, tidak memberikan jawaban yang pasti tentang apa yang akan terjadi, melainkan berusaha mencari pendekatan apa yang terjadi. Jadi, regresi ini digunakan untuk mengemukakan keingintahuan apa yang akan terjadi dimasa depan dari kasus covid-19 ini sehingga nantinya mampu menentukan keputusan yang terbaik untuk mengatasi kasus covid-19 saat ini.
Seperti penelitian yang dilakukan oleh tim peneliti IPB Univesity dengan judul “Model Prediksi Covid-19 di Indonesia untuk Perencanaan Mitigasi Resiko Terhadap Dampak Epidemologi, Sosial dan Ekonomi” pada 29 Maret 2020. Adapun rangkuman dari hasil penelitian model prediksi ini yaitu:
1) Model 1 (statis) yang memprediksi Covid-19 di Jakarta sbb:
• Jumlah kasus terinfeksi positif pada tanggal 12 Appril 2020 sebesar 38.000
• Prediksi dua minggu ke depan, laju pasien meninggal masih lebih tinggi disbanding laju pasien sembuh
• Puncak wabah pada tanggal 28 April 2020 dengan jumlah individu yang terinfeksi sebesar 1.874.005
Simulasi seasonality Model 2 (dinamis) menunjukkan bahwa
• Public mendapat informasi kejadian di Indonesia yang dipersepsikan sangat buruk
• Model memperkirakan puncak wabah (infeksi) terjadi pada Minggu pertama Mei dengan jumlah kasus sekitar 600.000. Artinya jika kejadian = model, masyarakat berpersepsi pemerintah sangat buruk dalam penanganan atau ada informasi yang ditutupi.
Nah menurut sobat kira-kira konsep matematika apalagi yang digunakan dalam kasus covid-19 saat ini? Silakan tulis di kolom komentar😇
